February 8, 2010

Sindrom Koroner Akut

Posted in jantung at 7:32 pm by uuse

Apabila aliran darah di dalam urat nadi koroner terhalang secara total, bagian otot jantung itu mengalami kerusakan. Ini dikenal sebagai sindrom koroner akut (SKA) atau acute coronary syndrome (ACS). SKA umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner secara tiba-tiba, yaitu karena pecahnya plak lemak aterosklerosis pada arteri koroner. Plak lemak tersebut menjadi titik-titik lemah dari arteri itu dan cenderung untuk pecah. Pada waktu pecah di lokasi tersebut, gumpalan cepat terbentuk yang menyebabkan penghambatan (okulasi) arteri yang menyeluruh, serta memutuskan aliran darah ke otot jantung. Ini mengakibatkan rasa sakit dada yang hebat pada pusat dada dan menyebar sampai lengan atau leher. Sakit dada tersebut diikuti dengan berkeringat dan nafas pendek (Soeharto, 2002). Nyeri angina yang berlangsung ≥ 30 menit dan terutama disertai dengan berkeringat, mual dan muntah perlu dicurigai sebagai infark miokard (Gray, 2002: 4).
Setiap orang mungkin memiliki gejala serangan jantung yang berbeda. Namun demikian simtom yang umum adalah sebagai berikut :
Sakit dada yang hebat seperti ditekan. Bermula dari dada bagian depan dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, pundak kiri, dan rahang.
Nafas pendek
Berkeringat dingin
Terasa kelemahan yang menyeluruh atau kelelahan.

Sumber
Gray, H.H. 2002. Lecture Notes Kardiologi; Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Soeharto, I. 2002. Serangan Jantung dan Stroke; Hubungan sebab terjadinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

artikel terkait:

Penyakit Kardiovaskuler

Jantung

Penyakit Kardiovaskuler

Posted in jantung at 7:32 pm by uuse

Penyakit Kardiovaskuler (PKV) adalah nama untuk suatu kelompok penyakit yang mengenai jantung dan pembuluh darah. Contoh dari PKV adalah penyakit jantung koroner (PJK), stroke, trombosis dan gangguan pembuluh darah perifer (PAD). PKV dan stroke, keduanya dapat disebabkan oleh penyumbatan dalam pembuluh darah. Penyakit kardiovaskuler/jantung koroner terjadi jika ada penyempitan pembuluh darah jantung oleh timbunan lemak (plak) sehingga jantung kekurangan oksigen (Sudoyo, 2006). Menurut Soeharto (2002: 19) penyakit kardiovaskuler antara lain adalah sebagai berikut :
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Mengeras dan menyempitnya pembuluh darah oleh pengendapan kolesterol, kalsium dan lemak berwarna kuning dikenal sebagai aterosklerosis (atherosclerosis) atau pengapuran. Bila terdapat kekurangan aliran darah ke otot jantung karena penyempitan, kondisi ini dikenal sebagai iskemik (ischaemia).
Jantung Berhenti Tiba-Tiba (Sudden Cardiac Death)
Pada kasus ini jantung mendadak berhenti yang disebut sebagai cardiac arrest. Penyebab yang paling sering adalah karena detak jantung (nadi) terlalu cepat yang disebabkan karena kerusakan pada sistem listrik jantung. Peristiwa seperti ini dapat ditolong (reversible) bila pasien mendapat pertolongan dalam beberapa menit, misalnya denga defibrillation yaitu pemakaian “arus listrik” untuk dapat kembali ke irama normal.
Disritmia
Disritmia jantung ialah abnormalitas irama jantung. Disritmia bisa diakibatkan oleh ganguan otomatisitas, gangguan hantaran, atau kombinasi keduanya. Gangguan otomatisitas terlihat berupa percepatan atau perlambatan nodus sinus, misalnya pada takikardia atau bradikardia sinus. Ganguan hantaran bisa berupa irama yang sangat cepat atau sangat lambat (blok atrioventrikuler). Kombinasi bisa terlihat pada denyut atrial prematur dengan blok atrioventrikuler derajat pertama, atau fluter atrium dengan blok 3:1 (Mansjoer, 2000).
Gagal Jantung
Gagal jantung yang sering disebut Congestive Heart Failure adalah istilah yang dipergunakan untuk menerangkan jantung yang tidak dapat lagi memompa darah secara cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Gagal jantung selalu bersifat serius tetapi umumnya tidak fatal secara mendadak. Penyebab kondisi ini adalah suplai darah ke otot jantung menurun karena PJK, jumlah sel-sel otot jantung yang berfungsi menurun karena terjadi serangan jantung, klep jantung strukturnya tidak sempurna menyebabkan terjadinya kebocoran, dan lain-lain.
Gagal jantung sering dapat diperbaiki dengan obat-obatan yang membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak garam dan air, dengan diet yang mengurangi pemasukan garam, dengan obat-obatan yang meningkatkan detak jantung, dan dengan obat yang melebarkan arteri berukuran lebih kecil sehingga mengurangi tekanan darah.

Sumber
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.
Sudoyo, A. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi IV. Jakarta :Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI.

artikel terkait:

Sindrom Koroner Akut

Jantung

Pembuluh Darah

Posted in Uncategorized at 7:31 pm by uuse

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena (Rilantoro, 2004).
Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Jantung dan pembuluh darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan. Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinye. Pembuluh darah juga dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler (Rilantoro, 2004).

Literatur

Rilantoro, L. I. 2004. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Gaya Baru.

Next page